Alam indonesia sangat kaya akan berbagai jenis tumbuhan berkhasiat obat. Sayangnya, pemanfaatan berbagai tumbuhan obat tersebut belu dilakukan secara optimal. Hal ini tidak terlepas dari anggapan bahwa pengobatan tradisional adalah pengobatan kuno, ketinggalan jaman, atau primitif. Anggapan ini dimungkinkan oleh karenaminimnya pengetahuan masyarakat mengenai pengobatan tradisional, padahal berbagai penelitian telah dilakukan, yang menunjang keilmiahan dan efektivitas pengobatan tradisional. Disamping itu, sebenarnya bahan tumbuhan obat sudah banyak diekstrak dalam bentuk kapsul, tablet, liquid, dan sebagainya.
Salah satu tumbuhan obat yang sudah akrab dengan masyarakat dan sering kali dimanfaatkan sehari-hari adalah bawang merah dan bawang putih. Hampir setiap hari ibu rumah tangga memanfaatkannya dalam masakan sebagai penyedap rasa, namun belum banyak masyarakat yang mengetahui zat-zat efektif yang terkandung dalam bawang merah dan bawang putih sehingga pemanfaatan bawang merah dan bawang putih untuk penyembuhan penyakit juga masih terbatas.
Bawang Putih
Bawang putih memiliki nama latin Alium sativum L. Bawang putih merupakan tumbuhan yang berumbi lapis. Tumbuhan ini tidak berumpun, bentuknya menyerupai rumput, dengan tinggi antara 30-75 cm. Siung bawang putih merupakan bagian pangkal batang bagian bawah yang telah berubah bentuk dan fungsinya.
Bawang utih mengandung zat alisin yang mengandung berbagai khasiat, diantaranya khasiat untuk melindungi melindungi vitamin B1 (thiamine) yang terdapat dalam makanan sehingga tubuh dapat memanfaatkannya secara optimal. Zat ini juga mampu menstimulasi gerak peristaltik pada dinding usus dan memecu gerakan perut sehingga dapat meningkatkan sekresi enzim-enzim pencernaan dan menyebabkan makanan menjadi mudah untuk dicerna.
Alisin juga mempunyai kemampuan untuk bersatu dengan protein yang berdaya antibiotik untuk kemudian membunuh kuman, bakteri, ataupun jamur penyebab penyakit. Zat ini juga mampu mengenai sel-sel saraf yang sakit sehingga dapat menghilangkan rasa nyeri. Selain itu, alisin juga mampu berkaitan dengan lipoid dan kemudian memberi efek manenangkan bagi tubuh.
Suatu percobaan in vitro (percobaan yang dilakukan di luar sel hidup) menunjukan bahwa alisin mempunyai kemampuan luar biasa, yaitu 70-90% dalam menghambat kerja agen JTC-26 sel leukimia. Sedangkan sebuah percobaan in vivo (percobaan yang dilakukan pada sel hidup) menunjukan bahwa alisin dapat menghambat kerja sel tumor 40-50% dalam hewan percobaan.
Bawang putih juga kaya akan zat-zat yang membuatnya menjadi hapatroprotektor (pelindung hati), dan dapat menghambat kerja sel sarkoma yang dapat menyebabkan kanker payudara. Zat thiamine yang dikandungnya berfungsi sebagai pembentuk senyawa yang bersifat allithiamin (senyawa vitamin B1) yang mencegah sembelit. Sedangkan kandungan salvatine yang ada mampu mempercepat pertumbuhan jaringan dan sel-sel manusi dan menstimulasi sistem syaraf.
Bawang putih juga berkhasiat melancarkan aktivitas fibrinolitik (pelarutan dan penggumpalan darah) sehingga dapat mencegah penimbunan plak dalam pembuluh darah arteri, sedangkan zat diallidisulfida dipercaya sebagai zat anti cacing.
Bawang Merah
Pemilik nama latin Allium cepa L.var. ascalonicum ini merupakan tumbuhan berumbi lapis yang tumbuh di daerah dengan ketinggian 1000-1800 m di atas permukaan laut. Tumbuhan rumpun berasal dari Asia Barat ini tingginya mencapai 40-60 cm,batangnya berwaran hijau keputihan, berbentuk pipih memanjang. Bawang merah mempunyai akar serabut, bunganya memanjang, sedangkan tangkai bunganya bebentuk bulat dan berwarna hijau.
Bawang merah kaya akan zat flavonoid yang bekarja sebagai anti radang, anti oksidan dan mampu membunuh bakteri, juga dapat menurunkan kadar lemak darah (hipolipidemik), selain itu zat flavonoid dan zat alil propil bersifat hipogliemik yaitu menurunkan kadar gula dalam darah. Bawang merah juga mengandung senyawa saponin yang mampu mencegah penggumpalan darah dan mengencerkan dahak.
Demikian, semoga bermanfaat. (Fathurrochman)
0 komentar:
Posting Komentar